Usia anak saya kini telah mencapai 28 bulan atau 2 tahun lebih. Dia sudah sangat memahami apa yang kita bicarakan. Bahkan rasa ingin tahunya sudah teramat besar. Suatu kali saya dan suami tertawa tiba-tiba. Dengan suara lucunya dia berujar, “ kenapa mah?, kenapa?”. Pertanyaan itu bisa berulang kali dia sampaikan sampai ada jawaban yang ia dapat. “ohh, gitu,” ujar dia setelah saya bilang alasan kita tertawa. Tidak sampai disitu, kadang pertanyaannya tak habis-habis. Ada lagi, lagi dan lagi.

Memang lucu yah anak-anak. Lalu apakah dari situ kita bisa memastikan kesiapan dia untuk memiliki adik?. Nah tunggu dulu. Perkembangan motoriknya yang bagus belum tentu berbanding lurus dengan kesiapan mentalnya sebagai anak. Namun memastikan si anak siap untuk menjadi kakak juga bukan perkara yang mudah. Banyak variabel yang mesti ditelaah satu persatu dari si anak. Tentu itu membutuhkan usaha keras yah.

Ada hal yang lebih mudah untuk bisa memastikan kapan waktu terbaik untuk memiliki baby lagi. Yaitu kesiapan orang tuanya. Dimana baik suami maupun istri sudah sepakat akan kehamilan kedua. Beberapa hal di bawah ini bisa menjadi alat ukur seberapa siap Anda hamil kembali.

  • Kesehatan Ibu, baik mental maupun fisik

Bayi yang sehat lahir dari ibu yang baik kesehatannya. Nah, stamina ibu saat hamil kedua merupakan faktor penting. Mengapa? karena berbeda dengan kehamilan pertama, Anda kini harus bisa mengatur 3 orang sekaligus, yaitu si abang/kakak, adik di dalam perut dan ayahnya. Terlebih jika salah satu sakit, Bunda kini mesti ekstra keras mengurus masing-masing dari mereka. Akan lebih baik, jika Bunda melengkapi nutrisi Bunda terlebih dahulu guna mendapatkan kehamilan kedua yang sehat.

Selain fisik yang prima, hal yang tak kalah penting adalah kesiapan mental Anda sebagai ibu. Memiliki anak kembali bukan merupakan hal yang buruk ya bu, namun jika ibunya tidak mau, hal itu akan menjadi mimpi menyeramkan. Pastikan Anda senang akan kehadiran buah hati Anda ini. Kondisi mental sang ibu tidak hanya berpengaruh terhadap janin yang dikandung, namun juga suasana rumah Anda setiap harinya.

  • Cukup Finansial

Uang memang bukan segalanya. Namun keadaan menjadi tak menentu jika kestabilan ekonomi keluarga goyang. Dan seperti kita ketahui biaya untuk perawatan anak dari ia di dalam kandungan tidak sedikit. Bunda sebaiknya membuat anggaran untuk biaya cek kandungan, persiapan kelahiran hingga biaya rumah sakit. Semakin lengkap Bunda menghitung biayanya, semakin sedikit resiko Bunda terhindar dari biaya tidak terduga nantinya.

Jika Anda seorang wanita pekerja, Anda juga mesti memikirkan apakah Anda akan meneruskan berkarir atau stay di rumah. Kehadiran anak kedua tentunya akan menambah kesibukan Anda sebagai wanita karir. Namun bila Anda merasa masih sanggup bekerja meskipun telah memiliki dua anak, Anda sebaiknya mencari tahu berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk biaya pengasuh anak misalnya. Karena tentu biaya pengasuh anak lebih mahal jika Ibu telah memiliki anak lebih dari satu.

  • Usia Ibu

Wanita yang lebih tua akan memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk memiliki anak dengan jarak yang lebar dibanding dengan wanita yang lebih muda. Walaupun kita tidak memungkiri banyak ibu dengan usia 40an masih bisa melahirkan anak dengan sehat yah.

Namun jika Anda kini misal berusia 38 tahun, maka jika jarak anak pertama dengan kedua adalah 3 tahun, maka Anda akan melahirkan bayi di usia 41 tahun. Beberapa laporan medis mengatakan bahwa hamil di atas usia 40 tahun lebih beresiko. Diantaranya adalah risiko saat menjelang atau sedang melahirkan. Dengan adanya kelemahan pada struktur jaringan penunjang, perdarahan menjadi komplikasi yang harus diwaspadai. Sungsang atau tersumbatnya jalan lahir oleh ari-ari turut berisiko terjadi.

Begitupun dengan kesulitan mempunyai anak di usia 40an. Karena ketika wanita melewati usia 40 tahun, organ-organ reproduksi akan mengalami penurunan fungsi atau penuaaan. Dampak penuaan tersebut mengakibatkan kurangnya sensitivitas indung telur terhadap hormon pengendali dari otak sehingga sel telur sulit dilepaskan ke dalam rahim (sumber: dokita.co). Sementara untuk ibu yang berusia 30 tahun ke bawah, ibu lebih fleksibel dalam menentukan jarak kehamilan.

  • Kesepakatan Bersama

Tentunya anak kedua ini bukan anak salah satu pasangan kan, bisa lucu jadinya. Untuk itu bicarakan dengan suami Anda tentang rencana memiliki anak lagi ini. Jika Anda berdua sudah sepakat, maka komitmen akan lebih mudah dijalankan. Satu lagi, Anda juga bisa menanyakan kesiapan suami akan bobot berat badan Anda ketika hamil. Jangan sampai, dia protes jika Anda sudah tidak langsing lagi. Menurut saya itu bukan perkara yang susah yah bagi bunda kece.

Dan pada akhirnya perencanaan terbaik sudah Anda buat, tapi bukan hal yang tidak mungkin Anda masih mendapatkan kejutan yang tidak sesuai harapan. Semoga artikel ini bisa meyakinkan kapan Anda siap memiliki anak lagi.

LEAVE A REPLY