Ah setuju yah Bunda lebih baik sakit hati deh daripada sakit gigi, sakit hati masih bisa makan, sakit gigi aduh tersiksa. Apalagi gigi sakit tapi tetep kudu beberes, masak, anterin anak sekolah, rasanya mau deh minum obat apa aja asalkan gigi ini berhenti nyut-nyutan.

Untuk itu Katabunda kali ini datang ke ahlinya untuk membahas permasalahan umum seputar gigi. Nah yang biasanya menjadi misteri di kepala kita saat gigi kita sakit adalah pertanyaan “giginya bakal ditambal apa dicabut yah?”. Apalagi kalau gigi sudah berlubang, semakin dekat kita dengan keputusan sulit tersebut.

Namun jangan asal terka bunda, untuk menjawabnya Bunda perlu mengkonsultasikan dulu dengan dokter gigi dan menjalani pemeriksaan intensif tentunya. Seperti yang dikatakan drg. Istianah kepada kami, jangan sepelekan gigi yang sakit yah bun, “lebih baik langsung konsultasikan ke dokter gigi terdekat. Dokter gigi Anda akan memberitahu perawatan mana yang tepat untuk gigi Anda sesuai dengan anamnesa (tanya jawab dokter-pasien) dan pemeriksaan yang dilakukan,”.

Kenapa gigi harus dicabut? pencabutan gigi harus dilakukan bila gigi sudah tidak bisa lagi dirawat untuk penambalan maupun perawatan saluran akar gigi. Selain itu gigi yang sangat goyang, gigi sebagai fokus infeksi, gigi yang malposisi dalam perawatan orthodontic atau behel, supernumerary teeth (gigi berlebih, gigi dengan fraktur akar, gigi bungsu yang menganggu pengunyahan atau sering menyebabkan sakit, dan gigi yang dapat menyebabkan trauma untuk jaringan lunak sekitarnya. Bila kondisi gigi bunda ada pada salah satunya, maka sebaiknya tindakan yang dilakukan adalah pencabutan gigi.

Tetapi bila jaringan gigi masih bagus, dokter akan menyarankan penambalan gigi. Lebih lega yah rasanya mendengar penambalan, momok gigi dicabut cukup menakutkan dibanding ditambal. Sebenarnya apa sih kekurangan pencabutan gigi? “selagi tindakan pencabutan dilakukan dengan kondisi gigi tidak dalam keadaan infeksi, pasien tidak mempunyai penyakit sistemik maka akan aman,” begitu penjelasan bu dokter Istianah. Nah nggak perlu takut yah bunda jika tindakannya memang harus dilakukan pencabutan.

IMG_1995Namun memang ada sih kekurangannya, yaitu bila gigi yang dicabut tidak segera diganti dengan gigi palsu setelah gusinya kembali normal, maka dalam kurun waktu tertentu bisa menyebabkan gigi atas/ bawah yang dicabut ekstruded (misalnya gigi bawah yang dicabut, gigi atasnya turun ke bawah dan juga sebaliknya), serta gigi sampingnya akan bergerak ke tempat yang missing (seperti gambar).

IMG_1997Jadi biasanya setelah tindakan pencabutan, ada treatment lanjutan yang Bunda akan jalankan. Namun nih, biasanya kita bela-belain ditambal dulu dibanding dicabut, karena katanya dicabut lebih beresiko, benar gak yah?. “Pencabutan gigi akan beresiko bila pasien memaksa untuk tindakan pencabutan dengan keadaan sedang sakit, ada infeksi, bengkak atau mempunyai penyakit sistemik yang tidak terkontrol,” terang dokter yang mempunyai hobi travelling ini. Nah, selama tidak dengan kondisi tersebut, pencabutan aman kok dilakukan.

Kekurangan Penambalan Gigi

Bagi Bunda yang ingin ditambal giginya, ada baiknya mengenali dulu bahan tambalan apa yang cocok untuk Bunda. Untuk itu Bu dokter yang kerap disapa Iis ini membagi penambalan gigi berdasarkan bahan atau materialnya.

  1. Resin composit

Tambal Gigikekurangan penambalan dengan bahan resin composit adalah resin composit dapat menyerap zat pewarna yang ada dalam makanan dan minuman. Sehingga tambalan akan mengalami perubahan warna setelah bertahun-tahun, selain itu bisa menyebabkan karies sekunder di bawah tambalan. Adapun kelebihan penambalan dengan resin composit adalah dapat mengembalikan estetik karena tambalan resin composit sewarna dengan gigi. Tidak heran tambalan dengan jenis bahan ini lebih mahal harganya.

  1. GIC ( Glass Ionomer Cement)

Kekurangannya tidak sewarna dengan gigi, tambalan lebih mudah aus dan kekuatannya rendah sehingga tidak disarankan untuk gigi yang menerima beban kunyah besar. Sementara kelebihannya, berperan sebagai anti karies karena dapat melepas flour dan juga resiko terjadinya karies sekunder kecil dibanding tambalan lain.

Lalu tambalan mana sih yang paling tahan lama, “ketahanan tambalan gigi pada setiap orang berbeda-beda, tidak bisa dipastikan,” jawab Istianah.  Semua tergantung oral hygiene-nya, bagaimana cara menyikat giginya, apakah pasien suka memakan makanan keras atau lembut, dan bagaimana cara menguyahnya serta jumlah gigi yang ada dalam mulut. semua itu mempengaruhi ketahanan tambalan gigi Bunda.

drg istianahNah sekarang sudah tidak bingung kan bun, mau ditambal atau dicabut gigi sakitnya itu. Yang pasti, konsultasikan dulu setiap tindakan yang mau dilakukan kepada dokter gigi Bunda yah.  Dan baiknya rutin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali, jangan tunggu sampai gigi Anda berlubang yaa, begitu pesan Bu Dokter yang baru-baru ini membuka praktek di rumahnya. Terima kasih Bu Dokter Istianah sudah berbagi informasi seputar gigi kepada kami :).

LEAVE A REPLY