Pada saat anak demam, dapat pula terjadi kemungkinan ia mengalami kejang. Hal ini tentunya membuat panik Bunda, terlebih jika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Berikut kami ulas informasi seputar kejang yang dirangkum dari berbagai sumber.

Di dunia kedokteran kejang demam atau sering juga disebut febrile convulsion merupakan keadaan yang umum ditemukan pada anak khususnya usia 6 bulan hingga 5 tahun. Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan serangan kejang, namun tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda.

Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang bisa terjadi pada suhu tubuh 38°C, sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40°C atau lebih. Terulangnya kejang demam sering terjadi pada anak dengan ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada tingkat suhu berapa kejang biasa muncul.

Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi kejang selain karena peningkatan suhu tubuh, yaitu:

  1. Usia
  • Kurang lebih 3% dari anak di bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam
  • Jarang terjadi pada anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun
  • Kejang demam paling sering terjadi pada anak usia 2 tahun dan menurun setelah 4 tahun. Hal ini mungkin disebabkan kenaikan dari ambang kejang sesuai dengan pertambahan umur.
  1. Jenis Kelamin

Kejang demam lebih sering dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1. Kemungkinan ini disebabkan oleh kematangan susunan saraf pusat pada perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki

  1. Faktor keturunan

Faktor keturunan memegang peranan penting akan terjadinya kejang demam. Ada sekitar 25% – 50% dari anak dengan kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami demam sekurang-kurangnya sekali.

Walaupun 30% dari seluruh kasus kejang pada anak adalah kejang demam, tetapi masih banyak penyebab lain dari kejang yang mungkin terjadi pada anak demam. Pada penyakit serius seperti meningitis contohnya, kejang dapat terjadi bersamaan dengan demam. Segeralah ke dokter dan mintalah dokter melakukan pemeriksaan. Apalagi jika anak menunjukkan gejala lain seperti kaku leher, penurunan kesadaran, atau muntah/diare berat.

Untuk mengantisipasi kejang demam, sediakanlah obat penurun panas dan obat anti kejang yang telah direspkan dokter anak. Biasanya untuk anak yang sudah pernah mengalami satu episode kejang demam, dokter akan menyarankan untuk menyimpan obat kejang yang diberikan melalui anus (suppositoria). Dengan penanganan yang cepat dan tepat, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tidak akan menimbulkan gangguan fungsi otak.

LEAVE A REPLY