Dear Bunda, Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata Jepang? Negara maju, disiplin, sangat bersih, negara makmur karena menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia ?Atau mungkin salah satu list  tempat tujuan wisata bunda dan keluarga?

Jepang adalah negara yang dikenal karena penduduknya tidak mudah menyerah dan memiliki etos kerja yang amat  tinggi. Mereka bahkan bisa kerja seharian di kantor. Saking sibuknya dengan pekerjaan, mereka bahkan tidak memiliki waktu untuk mengurusi kehidupan pribadi mereka seperti berpacaran apalagi menikah. Penduduk negara ini rela untuk menghabiskan waktunya untuk bekerja bahkan hingga menyebabkan kematian. Fenomena banyaknya pekerja Jepang yang meninggal dunia karena kelelahan bekerja ini disebut dengan Karoshi.  Lalu Pernah kan Bunda mendengar tentang Karoshi ini?


Karoshi adalah istilah yang digunakan untuk mereka yang memiliki watak gila kerja yang berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan kematian. Karoshi sendiri  berasal dari kata “karo” yang berarti kerja paksa, dan “shi” yang artinya kematian. Jika diartikan secara harfiah berarti “mati karena kelebihan bekerja”, jadi Karoshi adalah fenomena yang sering terjadi  dimana para pekerja mengalami kematian mendadak karena serangan jantung atau stroke. Hal tersebut disebabkan oleh stres, kurang istirahat atau kelelahan serta diet yang berlebih. Karoshi sendiri  pertama kali terjadi pada tahun 1969. Hal ini terjadi pada pria berusia 29 tahun yang pada saat itu bekerja di departemen pengiriman surat kabar di Jepang. Ketika di kantor, ia mendadak terserang stroke dan dinyatakan meninggal karena terlalu berlebihan bekerja. Dan sampai saat ini karoshi masih menjadi fenomena di Jepang.

Yuk mari kita bahas kenapa dan beberapa fakta Fenomena karoshi ini.

1. Jam kerja yang kelewat panjang


Jam kerja di Jepang yang sangat panjang, sebenarnya  pemerintah Jepang telah mengeluarkan peraturan tentang pembatasan kerja lembur. Maksimal dalam satu bulan jam lembur adalah 30 jam. Sisanya tergantung pekerja itu sendiri, dia bisa menyetujui tambahan jam lembur ataupun menolaknya. Bahkan beberapa perusahaan di Jepang telah memberikan perhatian tentang kesehatannya kepada para pegawainya untuk bisa pulang lebih awal yaitu jam 7 malam, namun ternyata hal ini belum bisa mengurangi angka karoshi secara signifikan.

2. Takut dipecat

Dikarenakan tingkat persaingan yang tinggi, para pekerja di Jepang bekerja lebih keras. Mereka tidak ingin mengecewakan atasan mereka yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka dengan hasil pekerjaan yang jelek. Meskipun alasan ini terlihat sangat baik dan positif namun ternyata di sisi lain hal ini juga membuat mereka bekerja melebihi kapasitas kemampuan fisik mereka sehingga menimbulkan gangguan kesehatan yang sangat serius. Mulai dari stres, depresi hingga gangguan kesehatan.

3. Jumlah Korban


Menurut data yang disajikan oleh Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang di tahun 2015 terungkap bahwa, jumlah kematian karoshi di Jepang dalam 1 tahun terakhir mencapai 1.456 kasus. Angka ini mencatatkan rekor tertinggi di Jepang. Kasus-kasus kematian karoshi itu mayoritas dialami bekerja yang bekerja di bidang-bidang seperti teknik, transportasi, perawatan kesehatan dan pelayanan sosial yang memang sejak lama kekurangan tenaga kerja.

4. Stroke dan Serangan Jantung menjadi penyebab kematian para pekerja di Jepang

Banyaknya  jam kerja dan pekerjaan yang berat ditambah kurangnya waktu istirahat yang cukup membuat para pekerja di Jepang mengalami stres yang berat. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan mental maupun fisik sehingga dapat mengakibatkan stroke dan serangan jantung yang merupakan penyakit nomor 1 di dunia yang mengakibatkan kematian. Ketika seseorang terkena stroke, pasokan darah yang membawa oksigen ke otak menjadi terputus akibat pecahnya pembuluh darah sehingga sel-sel otak pun mati. Kondisi seperti inilah yang sering menjadi penyebab karoshi di Jepang.

5. Bisa Menuntut Ganti Rugi


Apabila ada salah satu anggota keluarga yang meninggal akibat Karoshi, bisa menuntut ganti rugi pada perusahaan tempat orang tersebut bekerja. Bahkan Pemerintah Jepang sudah menetapkan parameter untuk penduduk yang meninggal karena karoshi. Sebagai contoh Pada Desember 2015, pengelola Watami, sebuah jaringan restoran ternama di Jepang, harus membayar kompensasi sebesar 130 juta yen untuk keluarga Mina Mori yang bunuh diri karena terlalu banyak bekerja lembur. Mori bunuh diri pada Juni 2008, hanya dua bulan setelah bekerja di Watami. Dalam masa kerja yang singkat itu, dia dipaksa bekerja panjang sehingga hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat.

Nah Bunda demikianlah beberapa fakta tenta tentang fenomena karoshi. Lalu apakah Bunda atau anggota keluarga ada yang berminat untuk bekerja di Jepang?

LEAVE A REPLY