Di zaman sekarang ini, pergaulan sudah semakin bebas. Karena itu kita harus lebih berhati-hati ya Bunda, jangan sampai kita atau keluarga terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat, seperti misalnya penggunaan obat-obat terlarang atau narkoba. Karena pasalnya jumlah pengguna narkoba terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dilansir dari Kompas, berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna narkoba di Indonesia pada tahun 2018 di kalangan pelajar di 13 ribu ibukota provinsi Indonesia mencapai 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang. Sementara pada tahun 2017, BNN mencatat angka prevalensi penyalahgunaan narkotika sebesar 1,77 persen pada pengguna dengan rentang usia 10-59 tahun. Bukti statistik menyatakan bahwa kontak pertama seorang anak dengan narkoba dimulai dari kelas 6 sampai kelas 8, yakni pada usia belasan tahun. Karena itu, supaya kita dan keluarga tidak terjerumus ke lingkungan yang tidak sehat tersebut, sudah seharusnya kita mengetahui ciri-ciri orang yang terkena narkoba.

Sumber Foto : Kumparan

Ciri-ciri orang terkena narkoba

Umumnya seorang pecandu narkoba bisa dikenali secara fisik dan perilaku.

Secara Fisik

Dilansir dari Drugabuse, gejala penggunaan narkoba yang paling mencolok biasanya mempengaruhi proses fisiologis tertentu. Namun, perubahan secara fisik dapat menjadi petunjuk tambahan untuk kita lebih berhati-hati. Berikut ini cirinya:

– Mual muntah

– Mata memerah, pupil yang mengecil atau membesar dari ukuran normal, cekung atau sayu.

– Berat badan menurun drastis

– Masalah pada gigi

– Wajah pucat dan bibir kehitaman

– Sering sakit

– Pilek tanpa sebab

– Sakit kepala

– Keringat berlebihan

– Sering mimisan

– Ada memar atau luka bakar

– Timbul bintik-bintik di sekitar mulut

– Depresi dan sebagainya

Secara Perilaku

Dilansir dari Healthline, untuk mengenali sesorang pengguna narkoba atau bukan, bisa dilihat secara perilaku atau gaya hidupnya. Biasanya, seorang pengguna akan khawatir mereka dikenali sehingga cenderung menutup diri. Berikut ciri-ciri lebih lengkapnya:

– Prestasi menurun

– Suka bolos sekolah

– Merokok

– Pemberontak

– Sering bangun terlambat

– Aktivitas spiritual berkurang

– Lebih agresif atau cepat marah

– Perubahan tiba-tiba di jejaring sosial

– Terlibat dalam kegiatan kriminal

Meskipun begitu, tidak semua jenis narkoba membuat si pecandu bisa dikenali secara fisik dan perilaku, seperti misalnya dengan jenis sabu. Berbeda dari pecandu narkoba jenis lainnya seperti heroin, ganja dan putau, seorang pemakai sabu justru terlihat biasa-biasa saja. Contohnya saja komedian Nunung yang ternyata telah memakai sabu selama 20 tahun lamanya tetapi terlihat sehat-sehat saja dan tidak kurus.

“Kalau ditanya bagaimana mengenalinya? Nggak bisa kita. (Mereka) biasa-biasa saja, kita nggak tahu ketemu pas lagi kena pengaruh atau tidak itu nggak ketahuan, nggak bisa membedakan,” ujar dr. Andri, SpKJ, FACLP, seorang Praktisi Kesehatan Jiwa dari universitad Krida Wacana, dikutip dari m.detik.com

Narkoba biasanya dikonsumsi karena mengandung zat yang dapat membuat seseorang menjadi lebih percaya diri, merasa senang dan menambah stamina. Namun, narkoba juga dapat membuat seseorang menjadi kecanduan dan ingin terus memakainya dan bisa menimbulkan bahaya bagi si pemakai.

Bahaya Menggunakan Narkoba

Semua jenis narkoba dapat mempengaruhi sirkut otak yang merupakan bagian dari sistem limbik. Sehingga obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi naluri dan suasana hati. Gangguan dari penggunaan obat terlarang tersebut bisa berefek jangka pendek maupun panjang. Berikut ini beberapa hal yang dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi narkoba.

– Mempengaruhi kondisi detak jantung dan bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung, pembuluh darah melemah dan infeksi di pembuluh darah dari obat jenis suntikan.

– Sistem kekebalan tubuh akan menurun dan meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit.

-Bisa menyebabkan stroke, kerusakan otak dan paru-paru.

-Meningkatkan kerusakan hati, rentan terserang HIV dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.

“Orang-orang yang menggunakan ini (obat golongan stimulan-red) mengira kok jadi pede, jadi bisa melakukan sesuatu, mau menggunakan ini dengan penggunaan banyak. Kondisi ini yang menjadi bermasalah ke depannya. Penggunaannya tidak tepat, suka-suka, tidak sesuai dengan kondisi dia. Akhirnya menjadi masalah,” sambung dr. Andri dengan tegas.

Narkoba dilarang karena memang berbaya bagi kita. Sebaiknya Bunda lebih perhatikan lagi pergaulan anak-anak, karena jika terjerumus ke dalam lingkungan yang tidak sehat, maka bisa merusak masa depannya. Selain itu juga bisa merusak hubungan komunikasi antara Bunda dan anak. Semoga artikel ini bermanfaat.

LEAVE A REPLY